Kebiasaan Kerja Yang Bisa Merugikan Anda
Jika anda bekerja di sebuah perusahaan furniture kayu, apapun posisi anda di dalam perusahaan, yang pasti terkait langsung dengan proses produksi mungkin pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan berikut yang tanpa anda sadari bisa merugikan anda dan perusahaan. Atau dengan kata lain kebiasaan tersebut tidak efektif. Tidak hanya merugikan akan tetapi beberapa kebiasaan bisa berakibat cukup fatal.
multiplexwood.blogspot.com mencoba merangkumnya dengan beberapa contoh dan foto seperti di bawah ini yang akan bermanfaat bagi operator mesin, quality controller, manajer produksi dan manajer pabrik.
1. Menggunakan MC tempel di area pembahanan saat papan masih kasar.
Berbagai macam alat ukur MC tersedia dan masing-masing memiliki fungsi khusus yang telah disesuaikan. Memang akan cukup efektif untuk seorang Quality Controller (QC) dengan membawa satu jenis alat ukur saja mengelilingi seluruh proses produksi, dari pembahanan hingga finishing. Tapi alat ukur MC jenis tempel walaupun praktis, juga memiliki kelemahan jika dibandingkan jenis lain.
Sebaiknya anda menggunakan alat ukur MC jenis jarum, selain hasilnya akan lebih akurat, harga beli alat ukur MC jenis jarum biasanya lebih murah.
2. Hasil bor kasar, tanda bahwa mata bor tidak lagi tajam.
Setelah proses lubang bor memang ada proses pengamplasan, dan pasti hasil kasar tersebut akan dibersihkan. Tapi tanpa anda sadari sebenarnya jika mengandalkan proses amplas akan menghilangkan masalah tersebut, sebenarnya secara tidak langsung menambah beban kerja area pengamplasan dan tentunya dengan bertambahnya beban kerja, biaya operasional akan lebih besar. Belum lagi jika ternyata terdapat beberapa lubang bor yang mempersulit perakitan, baik oleh konsumen atau pekerja di ruang perakitan.
3. Potongan-potongan kayu berserakan di sekitar mesin kayu yang bekerja.
Kebiasaan ini tidak ada kaitan langsung dengan kualitas produk, akan tetapi lebih kepada efisiensi dan keselamatan kerja operator. Potongan-potongan kayu tersebut mengganggu keleluasaan kerja operator sehingga tidak bisa bekerja lebih cepat dan harus berhati-hati. Selain itu juga berpotensi meningkatkan resiko terpeleset pada saat pekerja berpindah dari mesin ke tempat yang lain.
Lihat gambar di atas dengan perbandingan lokasi kerja dan metode yang lebih baik. Hanya dibutuhkan sebuah bak khusus untuk menampung potongan kayu, dan hal tersebut akan membantu operator bekerja lebih cepat dan nyaman.
4. Meletakkan ketam dengan posisi mata pisau di bersentuhan langsung dengan benda kerja/meja.
Hal yang paling sering kami lihat ketika mengunjungi pabrik furniture. Akan tetapi para tukang kayu lebih sering menjelaskan dengan alasan untuk kecepatan kerja dan kecilnya resiko kerusakan pisau ketam.
Iya benar, apabila anda meletakkan ketam manual seperti foto di atas, satu waktu bisa saja tidak sengaja meletakkannya di atas meja yang penuh dengan komponen lain yang lebih keras, misalnya palu, paku, sekrup atau batangan logam lainnya. Ujung pisau ketam sangatlah rentan terhadap bentrokan tersebut, dan ketika itu terjadi, akan menimbulkan cekungan atau pecah pada mata pisau yang berakibat hasil ketaman tidak bisa mulus/rata.
5. Meletakkan bor tangan sembarangan.
Sebenarnya contoh pada foto di bawah ini sebuah usaha yang tujuannya benar, akan tetapi caranya yang salah. Bukannya menjaga agar mata bor tidak rusak akan tetapi menimbulkan resiko lain yaitu mata bor patah dan poros bor bisa tergeser.
Berat badan mesin bor tangan cukup bisa membuat mata bor bengkok, terutama mata bor kecil berdiameter 4-8 mm). Beberapa jenis mata bor juga memiliki tingkat kekerasan besi yang berbeda, tergantung dari jenis bor dan produsennya.
Jadi buat anda yang ingin meningkatkan kualitas barang produksi dan produktifitas karyawan anda, ada baiknya mulai sekarang meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Untuk menjaga kualitas memang selalu dibutuhkan biaya, namun ketika anda bisa melakukannya, keuntungan yang anda peroleh akan jauh lebih banyak.
multiplexwood.blogspot.com mencoba merangkumnya dengan beberapa contoh dan foto seperti di bawah ini yang akan bermanfaat bagi operator mesin, quality controller, manajer produksi dan manajer pabrik.
1. Menggunakan MC tempel di area pembahanan saat papan masih kasar.
Berbagai macam alat ukur MC tersedia dan masing-masing memiliki fungsi khusus yang telah disesuaikan. Memang akan cukup efektif untuk seorang Quality Controller (QC) dengan membawa satu jenis alat ukur saja mengelilingi seluruh proses produksi, dari pembahanan hingga finishing. Tapi alat ukur MC jenis tempel walaupun praktis, juga memiliki kelemahan jika dibandingkan jenis lain.
Sebaiknya anda menggunakan alat ukur MC jenis jarum, selain hasilnya akan lebih akurat, harga beli alat ukur MC jenis jarum biasanya lebih murah.
2. Hasil bor kasar, tanda bahwa mata bor tidak lagi tajam.
Setelah proses lubang bor memang ada proses pengamplasan, dan pasti hasil kasar tersebut akan dibersihkan. Tapi tanpa anda sadari sebenarnya jika mengandalkan proses amplas akan menghilangkan masalah tersebut, sebenarnya secara tidak langsung menambah beban kerja area pengamplasan dan tentunya dengan bertambahnya beban kerja, biaya operasional akan lebih besar. Belum lagi jika ternyata terdapat beberapa lubang bor yang mempersulit perakitan, baik oleh konsumen atau pekerja di ruang perakitan.
3. Potongan-potongan kayu berserakan di sekitar mesin kayu yang bekerja.
Kebiasaan ini tidak ada kaitan langsung dengan kualitas produk, akan tetapi lebih kepada efisiensi dan keselamatan kerja operator. Potongan-potongan kayu tersebut mengganggu keleluasaan kerja operator sehingga tidak bisa bekerja lebih cepat dan harus berhati-hati. Selain itu juga berpotensi meningkatkan resiko terpeleset pada saat pekerja berpindah dari mesin ke tempat yang lain.
Lihat gambar di atas dengan perbandingan lokasi kerja dan metode yang lebih baik. Hanya dibutuhkan sebuah bak khusus untuk menampung potongan kayu, dan hal tersebut akan membantu operator bekerja lebih cepat dan nyaman.
4. Meletakkan ketam dengan posisi mata pisau di bersentuhan langsung dengan benda kerja/meja.
Hal yang paling sering kami lihat ketika mengunjungi pabrik furniture. Akan tetapi para tukang kayu lebih sering menjelaskan dengan alasan untuk kecepatan kerja dan kecilnya resiko kerusakan pisau ketam.
Iya benar, apabila anda meletakkan ketam manual seperti foto di atas, satu waktu bisa saja tidak sengaja meletakkannya di atas meja yang penuh dengan komponen lain yang lebih keras, misalnya palu, paku, sekrup atau batangan logam lainnya. Ujung pisau ketam sangatlah rentan terhadap bentrokan tersebut, dan ketika itu terjadi, akan menimbulkan cekungan atau pecah pada mata pisau yang berakibat hasil ketaman tidak bisa mulus/rata.
5. Meletakkan bor tangan sembarangan.
Sebenarnya contoh pada foto di bawah ini sebuah usaha yang tujuannya benar, akan tetapi caranya yang salah. Bukannya menjaga agar mata bor tidak rusak akan tetapi menimbulkan resiko lain yaitu mata bor patah dan poros bor bisa tergeser.
Berat badan mesin bor tangan cukup bisa membuat mata bor bengkok, terutama mata bor kecil berdiameter 4-8 mm). Beberapa jenis mata bor juga memiliki tingkat kekerasan besi yang berbeda, tergantung dari jenis bor dan produsennya.
Jadi buat anda yang ingin meningkatkan kualitas barang produksi dan produktifitas karyawan anda, ada baiknya mulai sekarang meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Untuk menjaga kualitas memang selalu dibutuhkan biaya, namun ketika anda bisa melakukannya, keuntungan yang anda peroleh akan jauh lebih banyak.