Quality Control dalam Industri Kayu

Gambaran Umum
Peran QC (Quality Control) tidak bisa dilepaskan dalam suatu proses produksi. Mereka menjadi ujung tombak atau screening terhadap kualitas hasil produksi. Dalam industri kayu posisi QC seharusnya berdiri sendiri, jadi bukan bagian dari struktur produksi tetapi merupakan sebuah organisasi terpisah yg bertanggung jawab langsung pada direktur atau pun kepala pabrik. Jika team QC ditempatkan di bawah produksi dikuatirkan
(dan biasanya) akan terjadi benturan kepentingan, akan ada tekanan dari manager produksi untuk penurunan standard kualitas dengan dalih jadwal pengiriman atau alasan lainnya. Untuk anda ketahui biasanya ini akan menjadi salah satu permintaan khusus dari peritel di Eropa dan Amerika tentang struktur organisasi di dalam pabrik furniture kayu.

Jadi pada prinsipnya fungsi QC harus bebas dari tekanan kecuali tekanan terhadap kualitas barang. Dia harus membuat keputusan tentang kualitas barang berdasarkan standar yang sudah ditentukan sebelumnya, bukan berdasar pertimbangan lainnya. Posisi QC sebenarnya tidak mudah, dia harus bertindak seperti hakim yang bebas dari segala tekanan. Mengapa harus bebas dari tekanan? Karena hanya standarlah yang menjadi panutan, mengikuti tekanan berarti mengingkari standar, itu sama dengan penurunan kualitas. Jika kualitas tidak standard lalu dimanakah peran QC? Di sini berarti terjadi disorientasi kerja.

Seorang QC dinilai telah menjalankan tugasnya jika:
1. Produk sama antara satu dengan lainya, sama disini yang dimaksud masih masuk dalam toleransi, entah itu ukuran, warna, finishing, grain, material, packing dan tentunya konstruksi. 2. Produk juga sesuai dengan acuan atau sample yg sudah disetujui.

Lingkup Kerja
Berdasarkan lingkup kerjanya, tugas QC dibagi dalam beberapa bagian:
1. Seksi produksi, adalah QC yg ditempatkan di dalam bagian-bagian produksi. Mereka berada di
dalam struktur organisasi pabrik kayu.

  • Incoming main material, support material, dan hardware (bahan baku) Rough mill (penggergajian dan pengeringan)
  • Machining (area mesin serut, mesin potong, bor, dan lainnya) Assembly (perakitan sebelum cat)
  • Sanding (ampelas dasar sebagai persiapan finishing))
  • Finishing (dari lapisan dasar hingga lapisan akhir)
  • Setting (perakitan, terutama jika barang akan dijual 'knowck down')) Final product & packing (QC akhir keseluruhan produk)

QC di seksi produksi melakukan proses pemeriksaan 100% terhadap produk maupun komponen.

Foto: contoh alat kerja QC


2. Buyer QC
A. Final Quality Control (FQC)
FQC ini melakukan proses pemeriksaan saat produk sudah siap kirim. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sistem acak dan dalam jumlah tertentu sesuai AQL (Acceptable Quality Limit). Tetapi ada juga buyer tertentu yang mensyaratkan 100% check. Kebijakan tersebut

B. Quality Assurance (QA)
QA ini tidak hanya melakukan inspeksi seperti poin A tetapi juga melakukan Inline Inspection. Inline inspection adalah proses inspeksi saat produksi sedang berjalan. Seorang QA berwenang mennghentikan ataupun memberikan saran dalam proses produksi jika dinilai menyimpang, tentu saja dengan persetujuan pihak pabrik. Biasanya untuk mengaplikasikan proses ini harus ada persetujuan terlebih dahulu antara pabrik dan buyer.

Ketrampilan Dasar QC
Menjadi seorang QC tentu saja memerlukan beberapa pengetahuan dan ketrampilan agar tugasnya bisa berjalan baik, antara lain:
  • Mampu membaca gambar kerja.
  • Mengetahui proses produksi furniture kayu, untuk seksi produksi minimal tahu proses dibagiannya. Untuk Quality Assurance minimal punya pengalaman kepala produksi Tidak buta warna
  • Terbiasa bekerja dengan komputer
  • Mahir berbahasa Inggris, terutama untuk QC Buyer.

Alat Kerja QC
~ Meteran
~ Caliper
~ MC meter
~ Gambar kerja
~ Panel warna
~ Spesifikasi produk
~ Approved sample
Anda bisa baca lebih lengkap di Peralatan Pokok untuk QC

This article is written by Agustinus Gunawan DA for multiplexwood.blogspot.com
LihatTutupComment