Mengapa Bambu Belum Bisa Menggantikan Kayu
Sejak dulu material kayu telah diketahui menjadi bahan baku utama pembuatan furniture. Dengan karakter seratnya yang memberikan kesan hangat dan permukaan yang halus, kayu menjadi pilihan utama dan klasik. Kemudian bambu juga diperkenalkan sebagai bahan alternatif furniture, mulai dengan sofa set lengkap dengan mejanya dan beberapa produk lain seperti rak buku, meja teras dan kursi santai.
Bentuk asli material bambu yang bulat dan penampang 'pipa' membuat keterbatasan para tukang dalam hal variasi bentuk dan jenis perabot. Akan tetap dengan teknis yang lebih mutakhir, sekarang bambu telah bisa diolah dengan cara yang mirip dengan kayu. Anda sekarang bisa melihat bambu dalam bentuk laminasi untuk dijadikan top table, kaki meja yang lebih besar atau lantai parket.
Hampir keseluruhan proses penglahan bambu mirip dengan proses mesin pada kayu, hanya saja ketebalan laminasi yang lebih terbatas pada bambu. Gambar foto di bawah adalah sebuah contoh produk meja yang dibuat dari bambu.
Walaupun secara teknis bambu bisa melalui proses pengerjaan seperti kayu. ada beberapa detail kayu yang tidak dimiliki oleh bambu. Berikut ini beberapa perbedaan tersebut:
1. Arah pemotongan
Bambu harus dipotong searah dengan seratnya atau anda akan mendapatkan ujung yang kasar. Tidak seperti kayu, kita bisa memotongnya hampir ke semua arah dan berbagai jenis garis (lurus atau lengkung)
2. Keterbatasan Ukuran
Apapun jenis bambunya, anda tidak akan bisa menemukan bahan bambu selebar kayu, misalnya jika anda ingin membuat dudukan bangku. Dan ketebalannya pun terbatas. Terutama jika anda ingin membuat vinir dari bambu, ketebalan minimal adalah 2mm. Bandingkan dengan vinir kayu yang bisa sangat tipis hingga 0,3mm!
3. Nilai Artistik
Kayu memiliki nilai artistik yang indah dengan adanya struktur serat kayu sesuai arah pemotongan dan pembelahannya. Sedangkan bambu hanya memiliki arah seart lurus tanpa adanya kombinasi warna atau ketebalan seratnya.
Jadi, masihkan bambu menjadi bahan yang baik untuk furniture? Sebagai jawabannya tentu saja masih, tapi kita harus memaksimalkan desain dan posisinya di dalam komponen. Karena dalam hal tertentu bambu memiliki juga kelebihan dari kayu.
Bentuk asli material bambu yang bulat dan penampang 'pipa' membuat keterbatasan para tukang dalam hal variasi bentuk dan jenis perabot. Akan tetap dengan teknis yang lebih mutakhir, sekarang bambu telah bisa diolah dengan cara yang mirip dengan kayu. Anda sekarang bisa melihat bambu dalam bentuk laminasi untuk dijadikan top table, kaki meja yang lebih besar atau lantai parket.
Hampir keseluruhan proses penglahan bambu mirip dengan proses mesin pada kayu, hanya saja ketebalan laminasi yang lebih terbatas pada bambu. Gambar foto di bawah adalah sebuah contoh produk meja yang dibuat dari bambu.
Walaupun secara teknis bambu bisa melalui proses pengerjaan seperti kayu. ada beberapa detail kayu yang tidak dimiliki oleh bambu. Berikut ini beberapa perbedaan tersebut:
1. Arah pemotongan
Bambu harus dipotong searah dengan seratnya atau anda akan mendapatkan ujung yang kasar. Tidak seperti kayu, kita bisa memotongnya hampir ke semua arah dan berbagai jenis garis (lurus atau lengkung)
2. Keterbatasan Ukuran
Apapun jenis bambunya, anda tidak akan bisa menemukan bahan bambu selebar kayu, misalnya jika anda ingin membuat dudukan bangku. Dan ketebalannya pun terbatas. Terutama jika anda ingin membuat vinir dari bambu, ketebalan minimal adalah 2mm. Bandingkan dengan vinir kayu yang bisa sangat tipis hingga 0,3mm!
3. Nilai Artistik
Kayu memiliki nilai artistik yang indah dengan adanya struktur serat kayu sesuai arah pemotongan dan pembelahannya. Sedangkan bambu hanya memiliki arah seart lurus tanpa adanya kombinasi warna atau ketebalan seratnya.
Jadi, masihkan bambu menjadi bahan yang baik untuk furniture? Sebagai jawabannya tentu saja masih, tapi kita harus memaksimalkan desain dan posisinya di dalam komponen. Karena dalam hal tertentu bambu memiliki juga kelebihan dari kayu.