Yang Perlu Diketahui Tentang Audit Teknis
Perusahaan ritel di Eropa atau Amerika ingin mengetahui apakah produsen atau pabrik yang mereka pilih memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memproduksi barang yang mereka beli. Observasi mengenai fasilitas produksi yang tersedia, sistem produksi yang diterapkan di dalam pabrik, dan proses produksi menjadi topik utama audit teknis. Selain itu juga untuk menjaga kestabilan kualitas barang pada proses produksi ataupun saat pengiriman. Itu adalah tujuan utama mengapa perlu dilakukan audit teknis ke pabrik furniture kayu.
Audit ini biasanya didelegasikan kepada organisasi khusus yang memiliki auditor dengan kemampuan dan pengetahuan spesifik tentang produk dan proses produksi. Misalnya auditor untuk pabrik furniture kayu, hanya dilakukan oleh auditor yang memiliki pengetahuan dasar tentang proses produksi furniture dan pengolahan kayu. Dan auditor yang biasanya melakukan audit pabrik tekstil tidak diijinkan untuk audit pabrik furniture kayu. Ada juga beberapa perusahaan ritel yang mengirimkan insinyur mereka sendiri untuk melakukan audit teknis.
Standar audit pun masing-masing peritel memiliki regulasi sendiri. Ada yang lebih fokus terhadap jenis dan perawatan peralatan dan mesin di pabrik. Peritel lainnya lebih mementingkan sistem quality control di produksi. Dan ada peritel yang lebih mengutamakan quality control hanya di bagian akhir produksi, setelah proses packing sebelum pemuatan barang ke kontener.
Bagian pertama yang akan diperiksa seorang auditor biasanya tentang dokumentasi pabrik. Antara lain sertifikat perusahaan, ijin usaha, dan dokumen tentang operasional pabrik lainnya. Kemudian auditor melakukan observasi ke seluruh fasilitas pabrik, mulai dari masuknya bahan baku, pengolahan, hingga ke bagian penyimpanan barang jadi. Dengan cara ini mereka akan mampu menilai kemampuan pabrik memproduksi barang yang dipesan peritel, bagaimana menjaga kestabilan kualitas, serta menilai kemampuan pabrik memproduksi barang yang mudah atau lebih rumit.
Jadi apabila pabrik furniture kayu anda sedang diaudit, auditor akan mengelilingi pabrik mulai dari penggergajian kayu, ruang pengeringan kayu, ruang produksi termasuk ruang asah mesin, proses potong dan serut, ruang ampelas, ruang finishing atau pengecatan, hingga gudang penyimpanan bahan jadi. Selama observasi tersebut sesekali auditor akan memeriksa dokumen produksi atau QC yang seharusnya berada di ruang produksi.
Pada akhir proses audit, seharusnya auditor memberikan beberapa komentar atau masukan terhadap kondisi pabrik disesuaikan dengan permintaan peritel. Dengan demikian pabrik akan memahami beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam jangka waktu tertentu sebelum menerima order dari peritel atau sebelum memulai produksi. Hal ini sangat bermanfaat buat pabrik untuk meningkatkan kualitas proses produksi maupun kualitas barang. Oleh karena itu sangat disarankan bagi pabrik furniture kayu untuk memberikan data atau informasi yang benar dan akurat pada saat proses audit dan sebaiknya mengikuti rekomendasi dari auditor ketika proses audit selesai.
Dengan laporan dari hasil audit tersebut, peritel memiliki beberapa data penting yang akan memudahkan mereka membuat keputusan untuk melanjutkan bisnis dengan pabrik atau tidak.
Untuk diketahui, ada beberapa auditor yang juga memeriksa kondisi sosial dan keselamatan pabrik walaupun hanya sekilas pada saat mereka melakukan audit teknis walaupun nantinya akan ada audit khusus tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Beberapa hal penting misalnya tentang keberadaan anak-anak di pabrik, ketersediaan perangkat pemadam kebakaran, keberadaan pintu darurat dan lain sebagainya.
Audit ini biasanya didelegasikan kepada organisasi khusus yang memiliki auditor dengan kemampuan dan pengetahuan spesifik tentang produk dan proses produksi. Misalnya auditor untuk pabrik furniture kayu, hanya dilakukan oleh auditor yang memiliki pengetahuan dasar tentang proses produksi furniture dan pengolahan kayu. Dan auditor yang biasanya melakukan audit pabrik tekstil tidak diijinkan untuk audit pabrik furniture kayu. Ada juga beberapa perusahaan ritel yang mengirimkan insinyur mereka sendiri untuk melakukan audit teknis.
Standar audit pun masing-masing peritel memiliki regulasi sendiri. Ada yang lebih fokus terhadap jenis dan perawatan peralatan dan mesin di pabrik. Peritel lainnya lebih mementingkan sistem quality control di produksi. Dan ada peritel yang lebih mengutamakan quality control hanya di bagian akhir produksi, setelah proses packing sebelum pemuatan barang ke kontener.
Kelengkapan mesin produksi juga menjadi hal penting tentang fasilitas produksi |
Bagian pertama yang akan diperiksa seorang auditor biasanya tentang dokumentasi pabrik. Antara lain sertifikat perusahaan, ijin usaha, dan dokumen tentang operasional pabrik lainnya. Kemudian auditor melakukan observasi ke seluruh fasilitas pabrik, mulai dari masuknya bahan baku, pengolahan, hingga ke bagian penyimpanan barang jadi. Dengan cara ini mereka akan mampu menilai kemampuan pabrik memproduksi barang yang dipesan peritel, bagaimana menjaga kestabilan kualitas, serta menilai kemampuan pabrik memproduksi barang yang mudah atau lebih rumit.
Jadi apabila pabrik furniture kayu anda sedang diaudit, auditor akan mengelilingi pabrik mulai dari penggergajian kayu, ruang pengeringan kayu, ruang produksi termasuk ruang asah mesin, proses potong dan serut, ruang ampelas, ruang finishing atau pengecatan, hingga gudang penyimpanan bahan jadi. Selama observasi tersebut sesekali auditor akan memeriksa dokumen produksi atau QC yang seharusnya berada di ruang produksi.
Salah satu ruang produksi yang diperiksa oleh auditor |
Dengan laporan dari hasil audit tersebut, peritel memiliki beberapa data penting yang akan memudahkan mereka membuat keputusan untuk melanjutkan bisnis dengan pabrik atau tidak.
Untuk diketahui, ada beberapa auditor yang juga memeriksa kondisi sosial dan keselamatan pabrik walaupun hanya sekilas pada saat mereka melakukan audit teknis walaupun nantinya akan ada audit khusus tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Beberapa hal penting misalnya tentang keberadaan anak-anak di pabrik, ketersediaan perangkat pemadam kebakaran, keberadaan pintu darurat dan lain sebagainya.